Pernahkah anda mendengar nama Hababouk, Ruthab, Khalal, atau Tamr, atau mungking kedengarannya masih asing dengan istilah-istilah tersebut?. tentu saja bukan. Mereka bukanlah nama-nama pemuda Arab atau perusahaan ekspor-impor kurma. Yups, Nama-nama tersebut adalah istilah-istilah dalam budidaya kurma. Para pekebun kurma pemula memang sering dibingungkan oleh adanya istilah-istilah asing tersebut, terutama saat mencari tahu informasi tentang buah kurma. Seperti tentang cara menanam, merawat, atau memanen buah kurma. Contohnya: hababouk dimulai segera setelah fertilisasi (pembuahan). Pada fase khalal, kurma masih mentah namun kurma ini sudah bisa dipanen dan dimakan, dll. Bikin pusing bukan, teman-teman? Artikel berikut ini berusaha menjelaskan beberapa istilah asing tadi sekaligus tahapan-tahapan pematangan buah kurma secara lebih mudah dan jelas. Kita mulai saja.
Secara umum, semakin matang buah kurma, kadar glukosa dan fruktosa akan semakin meningkat dan kadar serat kasar cenderung menurun. Kadar sukrosa dan serat terlarut cenderung stabil pada semua tingkat kematangan, kecuali pada tahapan khalal (kadar sukrosa akan meningkat) karena pembentukan daging buah terjadi dengan pesat . Jumlah asupan kalori rata-rata untuk satu buah kurma (8.3g) adalah 23 kalori atau 1,3 – 1,8 kali lebih banyak dibandingkan gula tebu dengan bobot yang sama. Nilai indeks glikemik (GI) dari buah kurma matang tua berada pada kisaran 30-60 jika dikonsumsi sebanyak 60g (sekitar 7 butir ukuran besar). Nilai ini sama dengan nilai GI sukrosa (50g) yang umum dijumpai pada gula tebu.
Setelah dimulainya fase penyerbukan, buah kurma memiliki lima tahapan / fase pematangan yaitu: 1. Fase hababauk, 2. Fase kimri, 3. Fase khalal, 4. Fase ruthab, 5. Fase tamr. Sedangkan untuk sampai ke fase tamr memerlukan waktu lebih kurang dua ratus hari, dimana pada stadium tersebut kurma sudah matang sepenuhnya. Namun untuk panen tidak harus menunggu fase tamr karena kurma sudah bisa dipanen mulai fase khalal.
Untuk lebih jelasnya keadaan masing-masing fase pada proses pematangan buah kurma secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Fase hababouk
Stadium ini dimulai setelah fertilisasi (pembuahan) terjadi. Prosesnya memakan waktu selama empat hingga lima minggu. Ciri-cirinya antara lain, kecepatan pertumbuhan sangat lambat, buahnya imatur, berat rata-ratanya satu gram dan tertutup secara sempurna oleh kelopak.
2. Fase kimri
Tekstur buahnya keras, warnanya apple green (apel hijau) dan tidak cocok untuk dimakan. Merupakan stadium paling lama, memerlukan waktu sembilan hingga empat belas minggu, tergantung varietasnya.
3. Fase khalal
Buahnya sudah matang secara fisiologis. Warnanya berubah dari hijau menjadi kuning kehijau-hijauan, kuning, merah muda, merah atau merah tua tergantung varietas. Berlangsung tiga sampai lima minggu. Buah kurma mencapai berat dan ukuran maksimum pada fase ini. Konsentrasi gula dan keasaman mengalami peningkatan dengan cepat. Kurma khalal harus dimakan segera setelah panen karena kandungan gula dan airnya yang tinggi akan menyebabkan rawan terjadinya fermentasi.
4. Fase ruthab
Sering disebut sebagai kurma segar dimana warna buah berubah menjadi coklat atau hitam. Berlangsung dua hingga empat minggu. Pada stadium ini terjadi penurunan berat buah karena penurunan kandungan air. Buahnya sangat manis, sehingga penting untuk memanen dan memasarkan kurma dalam fase ini. Namun pada fase ini, buah akan cepat berubah masam, sehingga kebanyakan orang lebih memilih kurma setelah melewati fase ruthab.
5. Fase tamr
Sering disebut sebagai kurma kering, kurma manisan atau kurma masak. Stadium dimana kurma benar-benar matang dan warnanya berubah menjadi coklat atau hampir hitam. Tekstur daging buahnya lembut. Kandungan total dalam kurma mencapai maksimum dan kehilangan sebagian besar airnya, sehingga mendukung kondisi penyimpanan. Kehilangan kandungan air dan naiknya kadar gula membuat buah tahan terhadap reaksi-reaksi yang merusak, misalnya fermentasi. Dengan kata lain lebih awet. Tahap ini merupakan tahap paling baik untuk penyimpanan, tipe kurma pada fase inilah yang sering diimpor ke Indonesia. Dimana produknya sering kita jumpai di pasar-pasar, mini market, dan mall-mall Indonesia.
Buah Kurma dapat dimakan selagi mentah ataupun matang. Jadi meskipun pada fase khalal, kurma masih mentah namun kurma ini sudah bisa dipanen dan dimakan. Fase kurma yang dipanen memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing misalnya kurma segar (fase ruthab) mengandung kadar air dan vitamin yang lebih banyak serta rasanya sangat manis namun kurma fase ini rendah kandungan energi siap pakai. Selain itu harus cepat dipasarkan atau dimakan sebelum rusak. Sementara kurma yang kering (fase tamr) tinggi akan kandungan energi siap pakai serta lebih awet disimpan, namun kandungan air dan beberapa vitamin menjadi lebih rendah bahkan kandungan vitamin C-nya hilang.
Jadi sebaiknya proses pemanenan kurma disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuannya. Apabila mau langsung dimakan dan dipasarkan, bisa dipanen di fase khalal. Sedang apabila menginginkan kurma segar dapat dipanen pada fase ruthab. Bisa juga apabila untuk keperluan dalam jangka waktu lama atau mau awet disimpan, panen kurma di fase tamr.
Bagikan informasi tentang WAJIB TAHU, Inilah Fase-Fase Kematangan Buah Kurma Untuk Menentukan Waktu Yang Tepat Dalam Memanen Sesuai Dengan Keperluan kepada teman atau kerabat Anda.
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
Komentar dinonaktifkan: WAJIB TAHU, Inilah Fase-Fase Kematangan Buah Kurma Untuk Menentukan Waktu Yang Tepat Dalam Memanen Sesuai Dengan Keperluan
Maaf, form komentar dinonaktifkan.